• 2023-07-18
  • Admin

Usaha peternakan sapi potong memberikan prospek yang cukup menjanjikan dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini terlihat pada permintaan terhadap daging sapi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kesadaran untuk mengkonsumsi pangan yang berprotein tinggi. 


Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk percepatan peningkatan populasi sapi sehingga produksi daging dalam negeri meningkat dan impor dapat dikurangi secara bertahap. Upaya tersebut diantaranya perbaikan sistem manajemen reproduksi termasuk peningkatan pelayanan IB dan pelaporan reproduksi ternak secara real time, peningkatan mutu genetik ternak, pengembangan bibit unggul, penumbuhan usaha peternakan yang menerapkan sistem peternakan yang baik (Good Breeding Practices dan Good Farming Practices), pendistribusian bibit yang bersertifikasi, penumbuhan usaha peternakan yang berorientasi bisnis melalui pinjaman permodalan dan jaminan keamanan usaha peternakan melalui asuransi ternak. 


Penyediaan bibit unggul merupkan salah satu faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan sapi potong, disamping faktor pakan dan manajemen pemeliharaan. Ketersediaan bibit yang berkualitas dimasyarakat peternak menjadi penting diupayakan untuk meningkatkan produktivitas sapi potong dalam negeri. Dalam upaya penyediaan bibit sapi potong unggul, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menugaskan Unit Pelaksana Teknis Pembibitan supaya dapat menyediakan bibit sapi yang berkualitas unggul bagi peternak. Selain itu juga mendorong pemerintah daerah, swasta dan kelembagaan peternak ikut berperan dalam kegiatan usaha pembibitan sapi yang menerapkan good breeding practice dalam penyediaan bibit yang unggul dan bersertifikat, seingga ketersediaan bibit yang berkualitas mudah diakses oleh para peternak. 


Sebagai salah satu UPT Pembibitan ternak unggul, BPTU HPT Padang Mengatas terus berupaya memberikan kontribusi optimal dalam menghasilkan bibit sapi yang berkualitas dan memenuhi standar SNI khususnya sapi jenis simental, limosin dan sapi pesisir. Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas dilakukan upaya perbaikan manajemen pada setiap unit yang akan mendukung kinerja produksi bibit. Prinsip Good Farming Practices dan Good Breeding Practices harus diterapkan untuk menghasilkan bibit yang berkualitas baik. Selanjutnya produksi bibit yang dihasilkan harus disertifikasi untuk memberikan keterjaminan kualitas bagi masyarakat peternak sebagai konsumen.  


Dalam rangka melakukan sertifikasi bibit sapi yang dihasilkan di BPTU HPT Padang Mengatas, pada tanggal 17-18  Juli 2023 telah dilakukan audit  kesesuaian SNI oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) benih dan bibit ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang didampingi oleh Tim Percepatan Sertifikasi Bibit BPTU HPT Padang Mengatas. Tim LSPro Benih dan Bibit yang melakukan audit adalah Bayu Dwikana, S.Pt, M.Sc sebagai ketua tim dengan anggota lainnya dari komisi bibit. 


Kegiatan audit kesesuian diawali dengan pembukaan oleh Kepala Balai BPTU HPT Padang Mengatas Ir. Dani Kusworo, S.Pt M.Si yang dihadiri perwakilan sub koordinator subtansial pelayanan teknis, sarana prasarana, informasi jasa produksi, ka TU dan fungsional terkait. Selanjutnya kegiatan audit dilanjutkan dengan pemeriksaan dokumen dan uji kesesuaian langsung di lapangan secara kualitatif dan kuantitatif.  


Uji kesesuaian dilakukan untuk melihat kesesuaian bibit yang dihasilkan BPTU HPT Padang Mengatas dengan SNI bibit sapi potong, diantaranya SNI 7651-6 : 2020 untuk Sapi Pesisir, SNI 7651-8:2020 untuk sapi Simental dan SNI 7651-9:2020 untuk sapi limosin. 


Sertifikasi bibit penting dilakukan untuk memberikan keterjaminan kualitas bibit yang akan didistribusikan ke masyarakat dan UPT Pembibitan pemerintah pusat maupun daerah, sebagaimana disampaikan kelapa balai  BPTU HPT Padang Mengatas. Selanjutnya dikatakan BPTU HPT Padang Mengatas berkomitmen memproduksi bibit sapi potong yang  memenuhi standar bibit sesuai SNI sehingga layak untuk dikembangkan di masyarakat. 


Pembangunan usaha peternakan yang berorientasi bisnis tentu akan memberikan dampak ekonomi yang  lebih luas terhadap tumbuhnya sektor pendukung  lainnya dalam satu sistem agribisnis peternakan. Pertumbuhan usaha peternakan akan memberikan dampak terhadap tumbuhnya kegiatan sub sitem hulu (up strem) berupa penyediaan sarana prasarana produksi, penyediaan bibit unggul, pakan, obat-obatan, alat dan mesin pertanian. Pertumbuhan usaha sub sitem budidaya (on farm) berupa kegiatan pembiakan dan penggemukan. Serta pertumbuhan usaha subsistem hilir (down strem) berupa kegiatan pasca panen, pengolahan, pemasaran dan pendistribusian.

Share This